Jean paul Sartre (1905-1980)
Eddy Suranta
1. Pengantar
Jean Paul Sartre, seorang eksistensialis, mengalami masa kecil yang tidak bahagia. Ia memiliki minat dalam bidang sastra dan melihat sastra sebagai agama baru yang menggantikan kekristenan. Ia bercita-cita menjadi sastrawan besar (misunderstood). Sartre dilahirkan di lingkungan agama (Katolik) tapi kelaurganya skeptis. Mereka suka memisahkan diri dari institsi komuniter. Karena itu sastra dianggap sebagai agama baru karena sastra tidak terikat pada institusi.
2. Kesadaran
kesadaran itu bersifat intensional (seiring dengan fenomenolog), menurut kodratnya terarah pada dunia. Menurut Sartre, kesadaran (akan) dirinya berada sebagai kesadaran akan sesuatu. ketika kesadaran kita yang intensional hadir, di situ juga kesadaran akan diri muncul. Ketika saya menyadari ada buku, pada saat itu juga saya menyadari diri saya.
kesadaran itu adalah kesadaran diri (self consciousness). Kesadaran (akan) diri tidak sama dengan pengalaman tentang diri; mengambil diri sebagai objek pengenalan. kesadaran diri itu muncul ketika kesadaran diri terarah pada sesuatu; Pada saat itulah kesadaran itu hadir. Cogito bukanlah pengenalan diri, melainkan kehadiran kepada dirisecara nontematis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar