Jumat, 14 Maret 2008

Aceh di Tengah Peringatan Kemerdekaan


ACEH DI TENGAH PERINGATAN 60 TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

Eddy Suranta

Siapa yang tak mengenal Aceh? Semua warga Indonesia pasti mengenal Aceh, bahkan bangsa asing pun mengenal Aceh. Aceh dikenal bukan hanya karena sejarah masa lalunya tetapi juga karena situasi Aceh saat ini yang menjadi sorotan nasional bahkan Internasional. Selain karena sejarah masa lalu, Aceh juga makin dikenal karena gempa bumi dan tsunami yang terjadi di penghujung tahun 2004. Aceh juga menjadi sorotan internasional karena kesepakatan damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang ditandatangani di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005. Rasanya ditengah peringatan 60 tahun kemerdekaan Republik Indonesia kita patut bertanya “Apakah Aceh merasakan kemerdekaan Indonesia yang memasuki usia ke-60 ini?”Sejarah Aceh sejarah perangAceh sangat dikenal dalam sejarah nusantara Indonesia. Pada abad keenam belas kesultanan Aceh merupakan kekuatan yang besar, yang berhadapan dengan kekuatan Portugis. Pengaruh Aceh pada abad keenam belas dan awal ketujuh belas meliputi Sumatera timur dan semenanjung Melayu. Seiring dengan kedatangan bangsa-bangsa asing, mereka pun menanamkan pengarunya di Aceh. Perang kemerdekaan Aceh menghasilkan pahlawan- pahlawan besar seperti Teuku Umar, Cut Nya’ Din, Teuku Cik Di Tiro dan lain lain. Perang berlangsung sampai 1912 ketika pahlawan pahlawan ini dikalahkan oleh Belanda. Bangsa asing tidak pernah benar-benar menguasai Aceh. Aceh dikenal sebagai bangsa yang besar.Dalam gerakan kemerdekaan, Aceh tidak bisa dipisahkan dengan perjuangan bangsa Indonesia. Rakyat Aceh menjadi penyumbang dana yang sangat besar bagi kemerdekaan Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia, Aceh menunjukkan sumbangsihnya lagi dengan menyumbangkan pesawat pertama Indonesia yang bernama Dakota RI. Namun, balasan yang diterima Aceh seringkali berupa kekecewaan. Pemerintah pusat seringkali melalaikan Aceh. Pemerintah pusat kurang memperhatikan Aceh, bahkan dalam administrasi pemerintahan pun Aceh dimasukkan dalam kekuasaan Sumatera Timur. Aceh kehilangan kebanggannya sebagai suatu daerah dan bangsa yang besar. Hal ini menimbulkan pemberontakan DI/TII dibawah pimpinan Daud Beureuh (1953), yang berakhir pada 25 Mei 1959. Pemberontakan selanjutnya dibawah Hasan Tiro dengan memproklamirkan Aceh Merdeka (AM), pada tanggal 4 Desember 1976 yang sekarang lebih dikenal dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Sekilas wajah Aceh saat ini
Masyarakat Aceh memang mengalami banyak kekecewaan terhadap pemerintah pusat. Pembangunan tidak diperhatikan, padahal Aceh menyumbang devisa yang sangat besar bagi negara. Ketika orang-orang Aceh menuntut hak mereka pemerintah memberikan mereka DOM (Daerah Operasi Militer). Tuntutan mereka dibalas dengan kekerasan, dengan alasan menumpas gerakan separatis. Aceh tetap bergolak dan berperang di tengah kemerdekaan bangsa Indonesia. Rakyat kecil Aceh menjadi semakin terpuruk dan menderita. Kini Aceh lebih dikenal karena “konfliknya” daripada jasa-jasanya terhadap negara Indonesia.Belum lagi Aceh mendapatkan suatu harapan pasti akan masa depan mereka, bencana gempa dan tsunami datang menimpa Aceh. Penderitaan rakyat Aceh semakin tak terkatakan. Penderitaan seakan-akan hanya tahu menyerang Aceh. Gempa bumi dan tsunami ini menghancurkan semua infrastruktur di wilayah Aceh, yang terkena bencana ini. Bukan hanya itu, manusia yang menjadi kekayaan dan kebanggaan Aceh pun sebagian besar ikut hilang ditelan bencana ini. Sungguh mengerikan nasibmu, Aceh!

Harapan-harapan yang makin menjadi kenyataan
Tak ada yang kekal di dunia ini. Pasti ada suatu perubahan. Penderitaan pun pasti berlalu dan berubah menjadi suatu kegembiraan. Harapan ini pantas kiranya kita berikan kepada Aceh.Pasca gempa dan tsunami, Aceh mulai bangkit menata masa depan yang lebih baik. Gempa dan tsunami menyadarkan kita betapa pentingnya nilai manusia itu. Banyak orang yang terlibat membantu dan menangani masalah gempa dan tsunami di Aceh. Saudara-saudara dari berbagai negara, berbagai suku, agama, ras dan golongan ikut membantu rakyat Aceh. Perlahan-lahan beban dan penderitaan mereka mulai terasa ringan. Semangat hidup mereka kembali tumbuh dan berkembang karena perhatian yang mereka rasakan.Menjelang perayaan 60 tahun kemerdekaan Indonesia ini, ditandatangani pula suatu kesepakatan damai antara pemerintah RI dan GAM. Kesepakatan damai ini bisa menjadikan harapan rakyat Aceh untuk merasakan hidup aman dan damai menjadi kenyataan. Untuk mewujudkan ini kedua pihak harus menjunjung tinggi kesepakatan ini.Ditengah peringatan 60 tahun kemerdekaan Indonesia pantaslah rakyat Aceh mendapat arti sebuah kemerdekaan yaitu suatu kehidupan aman dan damai, jauh dari konflik dan perang. Cukup sudah penderitaan rakyat Aceh yang sudah berlangsung turun temurun. Hal ini hanya bisa tercapai bila mereka yang memimpin Indonesia ini dan mereka yang mengatasnamakan rakyat Aceh mau membuang ambisi mereka dan bersama-sama membangun Aceh. Berikanlah hadiah kepada Aceh yakni suatu kehidupan yang aman dan damai sebagai hadiah kemerdekaan sejati, maka Aceh pun bisa merasakan arti kemerdekaan ini

Tidak ada komentar: