Sabtu, 15 Maret 2008

Mistisisme : Suatu Perbandingan antara Tao dan Kristen

MISTISISME
SUATU PERBANDINGAN ANTARA TAO DAN KRISTEN
Eddy Suranta

I. PENDAHULUAN
Mistisisme (mysticism) adalah istilah yang berasal dari agama-agama misteri Yunani, yang oleh pengikutnya diberi nama “mystes.” Mystes adalah orang yang mencari rahasia-rahasia kenyataan. Mistisisme dapat dimengerti sebagai suatu pendekatan spiritual dan nonkondursif kepada persekutuan jiwa dengan apa saja yang dipandang sebagai realitas sentral alam. Mistisisme juga dapat berarti keyakinan bahwa kebenaran terakhir tentang kenyataan tidak dapat diperoleh melalui pengalaman biasa, juga tidak melalui akal budi tetapi melalui pengalaman mistik atau intuisi mistik. Mistisisme ini berasal dari pengalaman batin yang tidak terlukiskan, khususnya yang mempunyai ciri religius. Dalam arti paling luas, mistisisme dimengerti sebagai kesatuan mendalam dengan Allah.
Tulisan berikut ini menjabarkan perbandingan mistisisme dalam Taoisme dan Kristen. Pemaparan dimulai dengan mistisisme menurut Tao, lalu mistisisme dalam Kristen dan di bagian penutup relevansi singkat bagi hidup sekarang.

II. MISTISISME TAO DAN MISTISISME KRISTEN
Persamaan Mistisisme Tao dan Kristen
Menurut tradisi, Taoisme berasal dari seorang bernama Lao Tzu. Ia dikabarkan lahir kira-kira tahun 640 SM. Beberapa sarjana mengatakan bahwa ia hidup tiga abad kemudian dari tahun tersebut. Jika memang pernah hidup, kita tidak pernah tahu apa-apa mengenai hidupnya. Lao Tzu dapat diterjemahkan sebagai “putra tua,” “sahabat tua,” atau pun “guru tua.” Gelar ini merupakan bentuk kecintaan dan penghormatan padanya.
Ajaran Lao Tzu tertuang dalam buku Tao Te Ching, yang artinya Buku Mengenai Jalan dan Kebajikannya. Buku ini terdiri dari 81 bab, yang dibagi ke dalam dua bagian: mengenai “Tao,” dan mengenai ‘Te.’ Buku ini sangat terkenal. Ajaran Lao Tze ini mengarah ke hidup mistik.
Mistisisme dalam Tao ini menyangkut aspek transendensi, alam dan juga menyangkut manusia dan aspeknya seperti moral atau etika. Mistisisme Tao ini berperan bagi manusia dalam relasinya dengan alam, sesama, dan realitas tertinggi. Mistisisme ini tampak dalam Tao dan Te.
Bagian pertama buku Tao Te Ching adalah mengenai Tao. Tao artinya jalan. Pada awalnya Tao berarti jalan, kemudian digunakan dalam filsafat untuk menunjuk pada jalan alam, hukum-hukum yang mengatur alam. Tao juga berarti tujuan hidup dan kaidah moral. Menurut Tao, pengalaman mistik itu hasil daya upaya manusia. Mistisisme bukanlah hal yang mudah. Pengalaman mistisisme berarti orang masuk ke dalam suasana hening yang mendalam dan sulit diungkapkan dengan kata-kata karena kata-kata hanya mampu menjaring dan mengungkapkan apa yang dari luar diri manusia.
Ajaran Taoisme mengenai mistisisme haruslah didasarkan pada pengertian mengenai Toa. Tao adalah jalan yang memberi arah, jalan yang mengatasi segala jalan. Tao adalah dasar segala kejadian. Tao adalah dasar segalanya tapi berada di luar dan di atas apa yang terjadi. Dia tidak teserap dalam kejadian itu. Ia melebihi pencipta, mencakup sang pencipta, dia melebihi Tuhan personal. Dia proto personal. Yang Ada ada dalam dia, tetapi dia tidak termasuk Yang Ada sehingga dia disebut “Tidak ada.” Kenyatan terdalam “ada’ dan “tidak” adalah SATU.
Dalam sang SATU ini semua yang ada keluar dan kembali. Hal ini membuat kita bisa mengerti bahwa kenyatan yang bertentangan dapat berada dalam kesatuan dan harmoni di dalam sang SATU. Para pengikut Taoisme menyebut realitas ini sebagai Tao. Dalam konsep lain realitas ini disebut realitas tertinggi, realitas transenden, atau dalam Hinduisme disebut Brahman.
Orang Kristen juga mempunyai pandangan yang sama. Dalam mistisisme kristen, realitas tertinggi ini disebut Allah. orang kisten memandang Allah sebagai sumber segala sesuatu yang di dunia ini. Ia pula yang mencipta dan mengatur tata hidup dan gerak alam semesta dan segala isinya.
Bagian kedua dari buku Tao Te Ching adalah mengenai Te. Te berati kebajikan, daya, karakter, kemapuan, atau prinsip individual. Tao menyangkut juga kebajikan moral, yakni apa yang terkandung di dalam pribadi, yakni apa yang tidak tergantung pada bantuan dari luar diri pribadi. Hal ini khususnya mengacu pada kemurahan hati dan kejujuran yang hakiki bagi manusia. Menurut ajaran Tao, hati yang dipenuhi Tao dapat menembus hati orang yang jahat.
Tao mengajarkan adanya unsur terdalam yang mencakup segala unsur yang transenden, tak dapat diungkap dengan pengertian biasa, dan pengetahuan biasa. Tao hanya bisa dijangkau lewat permenungan mendalam yang ke luar dari pengalaman pasrah. Kepasrahan adalah unsur penting dalam mistisisme. Dengan sikap pasrah ini, hati manusia menjadi lurus dan mencapai kedamaian. Inilah kebijakan Tao yang dikenal dengan Te. Te dapat juga diartikan dengan berjalan lurus ke luar dari hati.
Konsep yang kurang lebih sama dikenal juga dalam mistisisme Kristen. Orang Kristen menyebutnya dengan hati nurani. Hati nurani ialah inti manusia yang paling rahasia, sanggar sucinya; di situ ia seorang diri bersama Allah, yang sapa-Nya menggema dalam batinnya. Berkat hati nurani dikenallah secara ajaib hukum, yang dilaksanakan dalam cinta kasih terhadap Allah dan terhadap sesama. Di lubuk hati nuraninya manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaatinya. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan untuk menghindari apa yang jahat.

Perbedaan Mistisisme Tao Dan Kristen
Selain memiliki persamaan, mistisisme Tao dan Kristen juga memiliki perbedaan. Perbedaan pertama mengenai konsep persatuan. Pengalaman mistik adalah pengalaman yang dapat membawa manusia pada persatuan dengan realitas tertinggi. Menurut pandangan ajaran Taoisme, sesorang dapat bersatu dengan Tao (realitas transenden). Persatuan itu adalah persatuan yang utuh, peleburan antara manusia dan Tao. Seseorang yang mencapai pengalaman mistik akan bersatu dengan Tao secara utuh, melebur, dan tak terpisah. Sedangkan menurut pandangan Kristen, seseorang yang mencapai pengalaman mistik akan bersatu dengan Allah. Akan tetapi persatuan ini tidak melebur seperti dalam konsep Tao. Persatuan antara manusia Kristen dengan Allah hanyalah “menempel” pada Allah.
Perbedaan kedua adalah mengenai pribadi. Dalam ajaran Taoisme, Tao itu impersonal. Ia tidak berpribadi. Ia melebihi Tuhan yang personal. Dalam bab pertama kitab Lao Tze, didapat pernyataan: “Tao yang dapat dimuat dengan kata-kata bukanlah Tao yang abadi; nama yang dapat disebut dengan nama bukanlah nama yang kekal....” Sedangkan dalam ajaran Kristen, Allah itu adalah Allah yang mempribadi. Ia adalah Allah yang transenden dan imanen. Ia hadir dalam hidup dan sejarah manusia. Allah itu menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus, orang Nazaret. Dia membawa cinta sebagaimana Ia alami bersama Bapa-Nya. Cinta yang sama pula telah membawa orang pada persatuan erat dengan Dia. Pengalaman mistik Kristen berpusat dan bersumber pada Yesus Kristus.

III. PENUTUP
Dunia sekarang penuh dengan persoalan-persoalan hidup. Persoalan lingkungan, alam, dan manusia. Alam semakin rusak dan salah satu efeknya adalah pemanasan global yang mengancam hidup manusia. Persoalan-persoalan kemanusiaan juga sangat memprihatinkan. Nilai-nilai manusia dan kemanusiaan semakin tidak diperhatikan. Perang menjadi hal yang biasa, padahal perang menyebabkan kerugian yang sangat besar baik nyawa manusia maupun harta benda. Perbedaan menjadi sumber konflik dan perang. Dunia kehilangan hamonisasi dan cinta kasih.
Di tengah situasi seperti ini, sangat dibutuhkan satu spiritualitas yang memperhatikan alam dan manusia. Dari Taoisme kita dapat menggali kembali semangat harmonisasi, menjaga keserasian alam dan ciptaan. Ajaran cinta kasih Kristus mempekokoh semangat ini. Perlu digaungkan kembali nilai-nilai cinta kasih, yang melampaui batas-batas dan sekat-sekat yang ada.
Pengalaman mistik membawa orang pada cinta akan alam, manusia dan Allahnya, yang juga hadir dalam seluruh ciptaan. Pengalaman mistik itu harus ke luar dan mempengaruhi dunia. St. Fransiskus Asisi telah menjadi contoh bagaimana mengkonkretkan pengalaman mistik itu. Semoga kita menjadi pembawa harmoni dan cinta di tengah dunia saat ini!

Tidak ada komentar: