Selasa, 18 Maret 2008

mahalnya harga maaf


mahalnya harga maaf

Eddy Suranta

Setelah terpilih menjadi presiden australia, KEvin Rudd memnuhi janjinya untuk meminta maaf kepada suku aborigin, penduduk asli negeri itu yang mengalami banyak penderitaan di masa lampau. dengan terbuka dan rendah hati atas nama pribadi, pemerintah dan negara, Rudd meminta maaf atas dosa-dosa masa lalu kepada para aborogin. suatu langkah yang maju dalam sejarah kemanusiaan. keputusan itu tidaklah mudah dan bukannya tidak mendapat tantangan dan sindiran. sekian lama dan sudah berapa Perdana Menteri yang memimpin Australi tapi baru sekarang seorang kepala pemerintahan meminta maaf. ia bahkan dicibir para pendahulunya. dan mantan perdanan menteri itu tidak mau menghadiri acara tersebut.

Terlepas dari suka atau tidak suka terhadap australia, Rudd telah membuka langkah maju dan membuka mata kita betapa pemimpin negara bisa keliru. pemerintah bisa berbuat salah terhadap rakyatnya. pemerintah yang juga manusia mesti sadar dan terbuka mengakui semua itu.

sejarah Indonesia merupakan sejarah panjang. sebelum kemerdekaan banyak rintangan dan tantangan yang dihadapi. dan atas kompromi para pendiri bangsa jadilah negara Indonesia. sesudah kemerdekaan, berbagai persoalan muncul. salah satu persoalan itu adalah adanya ketidakpuasan daerah-daerah atas pemerintah pusat. selain itu ada kekecewaan kelompok masyarakat terhadap pemerintah. sebut saja daerah Sumatera TImur, Aceh, Papua, dan Timor-Timur. untuk yang terakhir, daerah ini telah merdeka. Aceh untuk sementara ini kembali dalam situasi tenang menyusul kekepakatan damai dengan catatan khsusus atau otonomi khusus. papua meski sudah mendapat otonomi yang luas masih tetap bergejolak. kasus Tanjung Priok dan Tri Sakti adalah contoh lain dari kekecewaan masyrakat terhadap pemerintah.

dan tidak dapat dipungkiri setiap peristiwa dan kejadian di daerah dan di tempat ini banyak manusia yang menjadi korban. selain itu sebut juga kasus Gerakan tiga puluh september dan akibat lanjutannya yang mengakibatkan hampir setengah juta manusia indonesia menjadi korban. mereka itu adalah manusia, persisnya manusia indonesia.

dan atas semua itu tidak ada yang bertanggung jawab, tidak ada yang meminta maaf. sungguh maaf di negeri ini sungguh mahal. demi kepuasan dan aturan yang berasal dari mana nyawa bisa melayang. sungguh ironis, bangsa kita yag dikenal ramah ternyata menyimpan banyak kekejaman. sungguh tidak terlihat sedikit pun rasa penyesalan di hati para pemimpin melihat banyak korban itu. dengan dalih kesatuan negara mereka dengan semena-mena menangkap, menyiksa dan membunuh orang. dan semuanya itu misterius sama seperti kasus penembakan misterius di dekade 70-an yang tidak pernah jelas. sungguh harga sebuah maaf terlalu mahal.

bila maaf ini sungguh mahal maka akan banyak dendan dan ketidakpuasan yang tersimpan. ia beranak pinak dan akan siap meledak sewaktu-waktu. kita butuh rekonsiliasi dan ini harus dimulai oleh mereka yang memimpin negara ini. mereka mesti menjadi inspirator dan motivator rekonsiliasi itu. maaf adalah satu langkah awal yang sangat menentukan dalam membangun kembali bangsa ini. bangsa kita yang majemuk ini sangat membutuhkan maaf ini. maaf akan menjadi matera yang indah mewujudkan indonesia yang bermartabat. maaf janganlah menjdai barang mahal seperti mahalnya haraga kebutuhan poko......k.

Tidak ada komentar: